Articles
Articles
LATIN QUARTER: JEJAK INTELEKTUAL PARIS
Paris telah menjadi magnet kuat para pelancong sedari abad ke-17. Germain Brice, seorang cicérone—pemandu museum atau galeri untuk kepentingan arkeologi, sejarah, atau asitektur, sebuah istilah lama yang berasal dari Marcus Tullius Cicero, sebagai model pembelajar dan kefasihan—menulis buku panduan Paris, Nouvelle description de la ville de Paris. Di dalam bukunya—yang merupakan buku panduan kota terlaris sampai 1750-an—Brice menulis “kota terbaik dan terindah di dunia. Semua daya tarik dunia ada di sini....
Residensi Penulis Indonesia 2018
RESIDENSI PENULIS INDONESIA 2018
Komite Buku Nasional dan Program Beasiswa Unggulan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali membuka Program Residensi Penulis Indonesia.
Pada tahun 2018 ini, Program Residensi Penulis dibuka untuk residensi di dalam negeri dan di luar negeri.
TUJUAN
Tujuan dari program ini adalah memberi kesempatan kepada para penulis untuk:
Pangeran Muhammad bin Talal dan Sejarah-sejarah Kecil di Stasiun Leiden
Di depan stasiun Leiden saya bertemu Pangeran Muhammad bin Talal untuk pertama kalinya pada satu sore di tengah musim gugur dan kelak berpisah di tempat yang sama pada sore yang lain di awal musim berikutnya. Saat itu saya baru tiba di Leiden setelah menempuh penerbangan selama 14 jam dari Jakarta ke Amsterdam ditambah 15 menit perjalanan kereta api dari bandara Schiphol, sementara Pangeran Muhammad sudah duduk di singgasananya di selasar stasiun Leiden sejak bertahun-tahun yang lalu.
KONSTANTIN BIEBL: DILEMA SEORANG PENYAIR
KONSTANTIN BIEBL: DILEMA SEORANG PENYAIR
Zen Hae
“Di sini ini Biebl kadang-kadang datang dan membacakan sajak-sajak pendeknya untuk bercanda,” kata seorang tua dari seberang meja kami.
Sebuah Laporan Sederhana untuk Dora
Dora di mana pun berada...
Baiklah, sedikit kuceritakan kepadamu: namaku Triyanto Triwikromo, pria yang tentu tidak pernah kaukenal dalam kehidupanmu. Aku hanyalah lelaki Jawa yang sedang menulis novel bertajuk Metamorkafka, kisah tentang Kafka yang setelah bangun tidur merasa telah menjadi sapi. Sapi itu juga merasa mendapatkan teman, seekor kecoa bernama Gregor Samsa yang berada di telinganya.
“Satu orang tak bisa menjelaskan Kafka,” kau pernah berkata.
PAGI BERSAMA NORWICH LOWER SCHOOL
Norwich memang membawa kesan mendalam bagi saya. Satu hal yang membuat saya terharu saat berada di ‘Kota Literasi’ ini adalah kunjungan saya ke Norwich Lower School di hari ke-5 masa residensi saya. Sebenarnya tidak mudah untuk berkunjung ke sekolah-sekolah di Inggris tanpa persetujuan sejak awal semester. Namun, berkat bantuan British Council dan Sophie Scott-Brown dari Writer’s Centre Norwich, saya pun berhasil mendapatkan ijin untuk berinteraksi dengan murid-murid di sana.
BAHAGIA DI ATAS KUBURAN
BAHAGIA DI ATAS KUBURAN
Sudah lama saya terpesona pada batu-batu—termasuk batu akik. Sebagaimana fosil, batu adalah masa silam sekaligus masa depan manusia. Ketika orang-orang Mesir Kuna memanfaatkan papirus, cikal bakal kertas modern, untuk menulis, orang-orang di bagian lain dunia ini—tak terkecuali di Nusantara—menuliskan sesuatu di atas permukaan batu, pun pada tulang, lempeng logam, kulit kambing, kayu dan daun lontar.
Berbasikal di Negara Syariah dan Bayangan Surga
Saya sangat menikmati saat-saat bersepeda menyusuri jalan-jalan di kota Leiden. Di atas sadel sepeda yang saya pinjam dari induk semang saya itu, saya selalu terpukau pada panorama yang saya lihat. Jalanan yang bersih, trotoar yang lebar, kali yang bening dengan bebek-bebek berenang di atasnya.
Calluna untuk Sang Binatang Sensual
RELASI tak terpatahkan itu bernama Praha dan Kafka. Paling tidak itulah yang tampak pada buku bersampul hitan kelam, Franz Kafka und Prag. Akan tetapi bagian Praha yang mana yang paling berhubungan dengan pengarang yang sangat populer dengan ungkapan Kafkaesque, Metamorphosis, Josef K., Gregor Samsa, dan Der Prozess ini?
Sepotong Indonesia di Perbukuan Prancis
PAMERAN buku ke-31 di Creil bukanlah perhelatan besar jika dibandingkan dengan Salon du Livre de Paris. Akan tetapi menjadi penting karena nasib perbukuan Indonesia di Prancis bisa diintip lewat peristiwa yang berlangsung di kota kecil yang dingin dan sunyi itu.